Judul :
Politik Ideologi dan Sastra Hibrida
Karya:
Sapardi Djoko Damono
Penerbit:
Pustaka Firdaus, 1999
Harga: 40.000
SARA dengan
demikian merupakan penghalan resmi perkembangan sastra; ia bisa merupakan
alasan yang bisa diterima pihak dalam masyarakat untuk menghambat sastra.
Justru Karena kita telah sekata untuk mempergunakan Bahasa Indonesia, yang
berarti kita harus berbagi masalah suku, agama, ras, dan adat istiadat masing –
masing dengan kelomok lain dalam masyarakat, kebebasan itu menjadi sangat
terbatas, berbeda dengan keadaan sebelum kemerdekaan, kini sulit dibayangkan
seorang sastrawan peranakan tionghoa menulis novel mengenai maslah masalah yang
hidup di lingkungan rasanya dalam kaitannya dengan pribumi; tidak mungkin ia
dengan bebas menyuarakan apa apa yang dirasakannya dalam karya sastra yang
dibaca luas di negeri ini. Sulit juga dibayangkan munculnya sikap dan penilaian
suatu kelompok terhadap kelompok lain. Seorang sastrawan Kristen, misalanya,
juga akan mengalami kesulitan yang sama jika ia merasa perlu mengungkapkan
segala pergaulannya dengan orang islam. Begitu pula sebaliknya. Dan sastrawan
Batak akan harus bersikap hati hati seandainya dia ia berniat mengungkapkan
kejengkelan kelompok etnisnya terhadap adat istiadat jawa. Dan keterbatasan ini
akan menjadi tekanan jika pemerintah terlalu banyak campur tangan; namun
sebenarnya yang lebih sering menjadi juru sensor yang kejam adalah masyarakat
sendiri. Ini terbukti dari berbagai kasus pelarangan yang pernah terjadi.
1 komentar:
Saya mau membeli buku yang berjudul Politik Idiologi dan Sastra Hibrida, sistematikanya seperti apa? dan alamat lengkap toko bukunya dimana?
Posting Komentar